apabila kubuka mata
matahari merah menyala
lalu apa yang kukatakan
betapa besarnya Tuhan
menjadikan alam begini terbentang
dan setiap pagi mentari
mesti terbit menerangi kegelapan
lalu aku berjalan
di tengah panas keringat berjatuhan
maka apakah yang kuucapkan
betapa Allah telah memberi nikmat
untuk kita berkhidmat
dalam cuaca terang
mencari rezeki untuk penghidupan
yang bakal kutempuh
untuk esok yng belum berkeputusan
ketika aku menghadap laut
merenungi ombak dan angin pun berdesir
mengibr-nigbrkan baju kemejaku
maka apakah yang terluncur dari bibirku
subhanallah
Maha Suci Allah
aku hambu-Mu
berdiri di pesisir pantai ini
mendapat nikmat berlipat ganda
tak kufaham bagaimana harus berkata
hanya aku bersyukur
setiap kali aku berdiri di pantai ini
sejak zaman kanak-kanakku
dan sampai ompong dan rambutku memutih
dan tulang sendiku berkeriut letih
maka setiap kali itulah
kurasakan kesegaran rasa inayah-Mu, allah
kuterima anugerah-Mu yang tak putus-putus
menambahkan pengertianku makin mendalam
bahawa hidup ini hanya pinjaman
akhirat juga akan sungguhnya.
(Masuri S.N. - Berita Minggu, Singapura 29 September 1991)
No comments:
Post a Comment